Neverland
||
© 2013
Scriptwriter: Hanseora || Main Cast(s): Jung Daehyun [B.A.P] & Jung Soojung [F(x)] || Others Cast: Anonym &….? || Duration: 2000+words|| Genre: AU! Fantasy? Absurd!|| For Teen || Disclaimer: Plot and storyline pure my own.
Warning: Use your highest imagination because it’s totally ABSURD!!
Another of my [unrelated] Double Jung series
Previous:
NOW:
NEVERLAND
.
.
.
Waktu masih sudi bergulir, merangkak pasti pada sebuah keabadian.
Dunia yang tak terjamah oleh pikiran tiap insan yang hidup di bumi ini.
Kehidupan penuh sandiwara yang kadang menjenuhkan, dan pilihan
mengakhiri hidup pun dianggap sebagai pilihan yang terbaik. Setidaknya
itu menurut mereka.Dan……
Jung Soojung segera menutup buku setebal ensiklopedia itu rapat-rapat. Enggan membacanya lagi; alhasil suara debukan cukup keras merambat di udara. Berbaur dengan kicauan burung di pagi hari, di mana ia sedang duduk bersandar–di bawah pohon sakura yang sedang bersemi. Setiap helai daun berwarna merah muda itu serentak jatuh berguguran—mengikuti sang angin yang menerbangkannya. Membuat pemandangan terkesan menakjubkan.
“Dasar teori bodoh!”
Rasanya Soojung ingin muntah, setelah membaca buku yang memuat teori-teori busuk tentang kehidupan. Membuatnya tak tahan mengeluarkan seuntai kalimat cibiran yang kasar pada sang penulis buku. Tak peduli jika suaranya, tanpa sengaja telah mengusik waktu tidur seorang pria yang tengah tertidur di bagian belakang pohon. Berseberangan dengan tempat Soojung sekarang ini. Dan gadis berparas jelita tersebut tak menyadari bahwa ada sosok lain di dekatnya. Atau bisa saja, Soojung memang sengaja tak menghiraukannya.
Soojung memang kepalang dingin dan, menyebalkan. Ya, jelas saja..tiada hari bagi Soojung tanpa mengeluarkan sebuah cibiran terhadap segala aspek yang ditemuinya. Gadis itu akan selalu menilai suatu hal berdasarkan sisi negatifnya semata, dan mengabaikan setiap sisi positif yang dimilikki oleh kepribadian orang maupun berbagai macam benda.
“Bisa tidak mulutmu itu berhenti bicara?”
Sebuah suara yang terdengar lebih sebagai bentuk protes itu, tiba-tiba membuat Soojung terkejut. Sebenarnya tidak juga, gadis itu sudah tahu siapa sosok yang berbicara dengannya barusan. Siapa lagi kalau bukan kakaknya?
Jung Daehyun.
Soojung tak mengindahkan perkataan Daehyun, pria yang mengenakan pakaian cukup aneh. Laksana pakaian seorang ninja yang berasal dari negeri dongeng; setengah wajahnya tertutupi oleh scarf berwarna hitam transparan. Hanya memperlihatkan sepasang matanya yang begitu tajam laksana pedang samurai yang biasa dibawa oleh pria itu.
“Hey, kau mau ke mana?” seru Daehyun saat ia mendelikkan kepalanya ke arah belakang dan mendapati gadis itu sedang beranjak dari posisinya. “Memetik bunga. Seperti biasa,” Soojung menjawab sekenanya tanpa menoleh. Sebuah keranjang rotan pun tak luput dari genggamannya. Ia lalu berjalan dalam tempo sedang sembari bersenandung riang, menari-nari dengan bebas di padang rumput tempat kaki jenjangnya berpijak; bersama seekor kupu-kupu elok yang terbang mengitari tubuh gadis tersebut.
“Kupu-kupu yang jelek.”
Oh, untuk kesekian kali cibiran tajam pun terlontar, membuat si kupu-kupu segera beringsut pergi dalam perasaan murung. Seandainya hewan kecil itu dapat berbicara ke dalam seleret aksara manusia, ia pasti akan menilai bahwa Soojung adalah gadis cantik nan menyebalkan!
Tapi mana mungkin Soojung mau peduli? Ia akan tetap hidup di dalam dunianya sendiri.
Sejurus, sosoknya pun menghilang—lesap tanpa jejak. Kepergiannya diiringi oleh sebuah teriakan histeris yang mencekam.
AAAAAAAAA!
Daehyun yang kala itu hendak melanjutkan tidurnya kembali, sontak mengurungkan niatnya, kemudian panik atas suara teriakan Soojung yang beberapa detik lalu terngiang di udara. Segera saja ia menunggangi Onyx—seekor kuda putih peliharaannya, yang selalu siap sedia mengantarnya ke mana pun. Namun, Daehyun sendiri tak tahu harus ke mana ia mencari Soojung sekarang.
Sekonyong-konyong, sesosok pria dewasa dengan jubah panjang sampai kaki dan bertudung kelabu, datang menghalangi jalannya.Wajah pria misterius itu tak begitu tampak jelas, sebab tertutupi oleh tudung yang dikenakannya. Terlebih pria itu terus-menerus menunduk dan tak menghadap tegak ke depan. Ah, membuat Daehyun geram saja, lantaran kedatangan pria itu benar-benar mengusik perjalanannya yang entah akan menuju ke mana.
“Pergilah ke Neverland.” Si pria bertudung akhirnya mengeluarkan suara, suaranya terdengar berat dan serak. Sarat akan misteri dan menyeramkan. Buktinya? Onyx—si kuda putih sampai ketakutan melihat pria bertudung tersebut. Tubuh hewan mamalia itu hendak menggelinjang dan ingin kembali melaju ke depan, tapi Daehyun tak serta-merta membiarkan Onyx melanjutkan perjalanan, ia menahan hasratnya sebentar untuk pergi. Apalagi kalau bukan karena kedatangan si pria misterius yang membuat Jung Daehyun penasaran
“Neverland?” Daehyun bergumam pelan, tak bermaksud bertanya kendati alisnya mulai bertaut penuh rasa heran. Maniknya menilik wajah si pria misterius lebih dalam, menerka-nerka siapakah gerangan. Agaknya, pria tersebut adalah pria yang benar-benar asing. Ia pasti bukan salah satu penduduk di negeri ini, tempat di mana ia tinggal bersama Soojung, sang adik yang sekarang hilang entah ke mana.
Kedua mahkluk tersebut masih berada pada posisi masing-masing. Entah kenapa, tiba-tiba saja waktu bergulir begitu lambat. Langit kini berubah menjadi gelap, dipenuhi oleh sekumpulan awan hitam nan pekat. Hujan pun akhirnya bertandang, mengguyur suasana di padang rumput yang luas ini. Menimbulkan irama gemericik air saat sekumpulan air bah itu jatuh menerjang segala objek yang terdapat di bawahnya. Tentu saja kedua insan yang sedang terjebak dalam keheningan.
“Hey! Kau siapa? Untuk apa kau menyuruhku pergi ke Neverland? Apa Soojung ada di sana?” Terlontar sudah bertubi-tubi pertanyaan yang dari tadi hendak ditanyakan oleh Daehyun. Pertanyaannya sekaligus memecah keheningan yang terjadi.
Kendati hujan mengguyur keduanya, tak pelak membuat mereka panik ataupun takut. Mereka justru terlihat tenang dan biasa saja, seolah-olah tak ada hal apapun yang terjadi. Membiarkan air hujan membasahi tubuh mereka dengan bebas. Begitu pula dengan si Onyx. Ia sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Siapa lagi jikalau bukan Daehyun yang mengajarkannya untuk menjadi hewan yang tangguh?
Lamat-lamat, si pria misterius mulai mengangkat kepalanya meski tetap tak membuat wajahnya terlihat jelas. Namun, kini Daehyun dapat melihat jika si pria misterius sedang menyeringai tajam. Tak ayal, Daehyun benar-benar tak sabaran menunggu jawaban dari si pria misterius yang tak kunjung mengucap kata-kata.
“Ah, percuma saja, kau takkan sanggup pergi ke Neverland,” jawab si pria misterius yang terkesan meremehkan sang lawan bicara. Daehyun pun mendesis dibalik scarf hitam yang menutupi bibirnya. Maniknya semakin tajam menatap sang lawan bicara, sangat sengit! Rupanya, ia tak kuasa lagi menahan emosi yang telah menggebu-gebu.
“HEI!! SEKARANG PERGILAH DARI HADAPANKU! KAU MENGHALANGI JALAN, BRENGSEK!” Daehyun membentak lantang, penuh rasa kebencian serta amarah. Matanya berkilat tajam, dan kembali hanya dibalas seringai tajam oleh sosok di hadapannya.
“Silahkan melanjutkan perjalananmu, Tuan. Itu pun jika kau mampu mengetahui arah jalan. Kecuali…” perkataan si pria misterius menggantung, sedikit redam karena hujan makin turun dengan deras. Namun, untunglah pendengaran seorang Jung Daehyun amatlah tajam. Ia bahkan dapat mendengar suara dengan intensitas terkecil sekali pun. Seperti suara helaan napas yang keluar dari bibir yang sekelumit terbuka dari sang lawan bicaranya sekarang.
“—jika kau mengetahui jalan pintas untuk menuju ke sana.” Dan dalam sekejap, sosok pria misterius bertudung itu pun lenyap, berbaur dengan sekumpulan asap hitam yang tiba-tiba saja datang. Meninggalkan suara tawa menggelegar yang menggema ke segala penjuru padang rumput.
Sungguh, kepergian si pria misterius tersebut semakin membuat Daehyun frustasi, ia masih penasaran dengan perkataan terakhir yang pria misterius itu katakan. Terlebih Daehyun sama sekali belum pernah mendengar sebuah tempat bernama Neverland. Jangankan untuk pergi ke sana, mendengarnya saja baru kali pertama ini. Kendati demikian, hal tersebut tak pelak membuat semangatnya untuk mencari Soojung—luntur seketika.
Bagaimana pun juga, ia harus menemukan Jung Soojung! Adik kesayangannya yang kadang menyebalkan. Namun, tetap saja ia tak bisa membiarkan Soojung dalam bahaya.
—
Semenjak kepergian si pria misterius, anehnya langit yang semula tak
bersahabat berubah menjadi cerah kembali. Daehyun lantas heran tak
kepalang. Sedari tadi ia masih mempertanyakan, siapakah sosok pria aneh
bertudung itu. Pasti kedatangannya berkaitan erat dengan misteri
kepergian Soojung.Kini Daehyun masih dalam perjalanan bersama Onyx—tentunya, menelusuri kawasan hutan rimba yang tak memiliki ujung. Sesungguhnya Daehyun pernah mendengar mitos mengenai hutan ini, katanya jika telah memasuki kawasan hutan tersebut, maka siapa pun takkan pernah bisa kembali. Sialnya, Daehyun lupa mengenai mitos yang ia dengar kala itu. Oh semoga saja, dewa kehidupan masih berbaik hati agar tidak mengakhiri hidupnya di tengah hutan seperti ini.
Kendati cuaca telah beranjak cerah, hutan tetap saja terlihat mencekam. Dipenuhi oleh pohon-pohon liar yang menjulang tinggi ke atas; semak-semak belukar yang kadang menghalangi langkah Onyx, dan tentu saja suara para binatang penghuni rimba yang tanpa lelah mengganggu konsentrasi Onyx beserta Daehyun—selaku orang yang menuntun langkah Onyx ke mana pun.
Soojung, aku pasti akan datang menyelamatkanmu.
*
*
*
Meanwhile, in other place….
Seorang gadis berparas jelita dengan rambut hazel-nya yang menawan, tengah digandrungi rasa bimbang. Sementara itu, Park Chanyeol—pria dengan wajahnya yang rupawan, sedang menatap sang gadis penuh harap. Tak segan-segan ia bersimpuh di depan sang gadis, demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Semata-mata karena cinta. Ya, seorang Park Chanyeol yang tak lain adalah sang Pangeran tampan di negeri ini; sedang mengemiskan cintanya kepada seorang gadis yang terkenal akan sikapnya yang buruk! Jung Soojung!!
Tanpa disadari, kedua insan yang sedang berada di perkarangan rumah sang gadis—telah menyita seluruh perhatian penduduk setempat. Tak sedikit banyak gadis-gadis remaja yang melemparkan pandangan dengki kepada Soojung. Jelas saja mereka iri, selain karena kecantikan yang dimiliki Soojung, mereka juga iri sebab, hampir seluruh kaum lelaki di negeri ini jatuh cinta pada Soojung. Tak ayal, mereka pun mengabaikan segala tingkah buruk yang terdapat pada diri gadis itu.
“Jadi bagaimana, Soojung? Apakah kau mau hidup bersamaku di istana?”
Oh, gadis mana yang bisa menolak lamaran dari seorang pangeran seperti Park Chanyeol? Apalagi, kini sang Pangeran mulai mencium punggung telapak tangan kiri Soojung. Soojung sendiri sedikit tersentak saat mendapati tingkah sang Pangeran yang disertai oleh pekikan penuh iri dari setiap pasang mata yang memandangnya. Membuat Soojung kian merasa bimbang saja.
Soojung tidak tahu, apakah ia harus menerima lamaran cinta dari sang Pangeran atau tidak. Yang jelas, ia hanya bisa bungkam seribu bahasa. Maniknya memandangi sang Pangeran sarat akan keraguan yang mendalam. Berkali-kali ia menggigiti bibir bawahnya. Jujur saja, sebenarnya Soojung sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Pangeran Chanyeol, meski sang Pangeran kerap kali datang ke rumahnya sekadar untuk berkunjung membeli bunga yang ia petik dari padang bunga. Pangeran itu juga sering memberinya hadiah-hadiah mewah, yang padahal tak memiliki kegunaan sama sekali dalam kehidupan gadis itu.
Tapi seharusnya, Soojung tidak boleh membiarkan adegan ini berlarut-larut. Lantas, ia pun memutuskan ‘tuk segera menjawab. Tak menghiraukan lagi segala dampak yang akan terjadi setelahnya. Yang jelas, ia sudah muak menjadi pusat perhatian para tetangganya, yang rata-rata membencinya itu. Soojung pun mengambil napas sejenak sebelum akhirnya mulai bersuara.
“Lebih baik, aku tetap hidup di rumah kayuku ini bersama kakakku, daripada harus hidup bersamamu. Dasar, pria genit!”
Sontak, semua terkejut tatkala mendengar jawaban menusuk yang keluar dari bibir gadis itu. Masing-masing dari mereka bersorak riuh, benar-benar tidak menyangka bahwa Soojung akan menolak sang Pangeran!
Dan Soojung pun segera beringsut masuk ke dalam rumahnya, menutup pintu dengan kencang. Menimbulkan bunyi berdebam yang sangat keras. Ia pasti tak tahu, jika sang Pangeran sedang jatuh pingsan di depan rumahnya dalam keadaan mata yang terbuka dan lidah yang menjulur ke luar. Bak seseorang yang sedang keracunan makanan.
Posisi Soojung kini masih menempel pada daun pintu. Ia dapat mendengar dengan jelas segala keributan yang terjadi di luar sana. Gadis itu tentu saja tak peduli, toh siapa suruh menyatakan cinta kepada gadis seperti dirinya? Sudah pasti Soojung akan menolaknya mentah-mentah! Karena cintanya, hanya milik pria itu seorang.
Perlahan namun pasti, agaknya situasi sudah kembali seperti biasa. Sang Pangeran beserta seluruh para pengawalnya sudah beringsut pulang ke istana. Penduduk sekitar pun sudah kembali ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas mereka yang sempat terhenti.
Sekarang, tinggal Soojung seorang diri di dalam rumah, hanya ditemani oleh suara dentingan jam dinding yang kadang terasa mencekam. Oh, mengapa sang kakak belum kembali?
*
*
*
Malam akhirnya bertandang, menggantikan matahari yang telah bersembunyi di ufuk barat. Suara raungan serigala kian menegangkan suasana di kedalaman hutan . Jung Daehyun tak mengerti atas apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sungguh, ia sangat yakin sudah beratus-ratus kali mengelilingi seluruh pelosok hutan, namun anehnya ia pasti akan selalu kembali ke tempat semula. Di tengah-tengah pepohonan kayu jati ini, dengan beberapa mahkluk hutan yang tengah bersembunyi di balik semak-semak sekitar. Naasnya, pria tersebut tak menyadari atas kehadiran mahkluk lain yang bisa kapan saja membunuhnya dalam sekejap. Tapi untunglah, Jung Daehyun adalah seorang pria pemberani yang mampu menahklukan setiap lawannya sampai mati meregang nyawa.
Kini, ia merasa usahanya seperti sia-sia belaka, hanya berujung pada rasa lelah yang benar-benar membuatnya tak sanggup untuk melanjutkan perjalanan lagi. Begitu pula dengan Onyx, hewan berbulu putih itu, bahkan mulutnya sampai berbusa saking lelahnya. Keduanya pun hanya dapat merebahkan diri di atas hamparan tanah yang gersang. Berharap menunggu keajaiban yang datang menghampiri.
“Onyx, sebenarnya di mana Neverland berada?” sahut Daehyun sembari terengah-engah. Dadannya kembang-kempis, ia pun hanya dapat melirik sekilas ke arah hewan kesayangannya itu. Onyx tentu saja hanya diam, tak mungkin tiba-tiba ia bisa berbicara layaknya seorang manusia.
“Bodoh!!!!!”
Suara pekikan itu sontak memaksa Daehyun bangkit dari posisinya. Kelopak matanya tanpa sengaja telah melebar sempurna. Ia menelan saliva-nya seraya mengerjapkan mata beberapa kali. Suara yang baru saja terdengar di telinganya adalah suara khas seorang Soojung!
Hey, itu artinya Daehyun telah berhasil menemukan adiknya? Secepat itukah keajaiban datang?
Benar saja, Daehyun mendapati perawakan seorang gadis yang sangat persis dengan adiknya. Gadis tersebut sedang berdiri di hadapannya sembari berkacak pinggang dengan sebuah keranjang rotan di pergelangan tangan kiri.
“Soojung? Benarkah itu kau?” Daehyun bertanya memastikan, rasa puas dan bahagia begitu kentara di wajahnya.
“Kau pasti terjebak dalam mimpimu lagi ‘kan? Sampai-sampai berada di tengah hutan seperti ini. Ayo pulang, aku sudah menyiapkan makan malam yang lezat.”
Mendengar pernyataan Soojung barusan, Jung Daehyun hanya bisa terkulai lemas tak berdaya.
Oh, sudah berapa kali hal ini terjadi?
Percayalah, Neverland itu tidak ada. Jung Daehyun hanya sedang terjebak dalam mimpi. Semua hal yang terjadi di tengah hutan, sosok si pria misterius, serta misteri kehilangan Soojung hanyalah mimpi belaka.
Itulah yang sebenarnya terjadi.
Dan mereka pun akhirnya menunggangi Onyx bersama, sampai ke rumah kayu mereka yang terletak di tengah desa.
FIN
Oke. Cukup sekian, gak mau banyak komen. Ini bener-bener diluar
dugaan. Diksinya parah ceritanya absurd, makanya sengaja sih hehehe
.___.vIt’s my last fic before a super long hiatus… See you in another time!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar